Mata Kuliah
: Ilmu Sosial Dasar Dasar
Dosen : Muhammad
Burhan Amin
Topik Makalah
Perilaku Sosial Kelompok Punk
Kelas : 1-KA39
Tanggal
Penyerahan Makalah : 19 Oktober 2012
Tanggal Upload Makalah : 20
Oktober 2012
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan
dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari
tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
16112704
|
ROY
LEONARDO
|
|
Program Sarjana Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
Kata Pengantar
Puja dan puji
syukur atas kehadirat
tuhan yang maha
Esa yang telah
memberikan kami kekuatan
berupa kesehatan sehingga
kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang
berjudul “Perilaku social
anak punk ” yang
kami ajukan untuk
memenuhi tugas mata
kuliah ISD.
Penulisan
makalah ini merupakan informasi
tentang perilaku anak punk di
Indonesia khususnya
Jakarta.Dengan adanya
makalah ini kita
dapat memahami perilaku
sosial anak punk.
Dalam
Penulisan makalah ini saya
merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun
materi. Untuk itu kritik
dan saran dari
semua pihak sangat saya
harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.
Akhirnya
saya berharap semoga
Tuhan memberikan imbalan
yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan
bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin
BEKASI,16 Oktober
2012
Penyusun
Roy Leonardo
Daftar
Isi
Lembar Persetujuan………………………………………………………………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………………………ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………… iii
Bab 1
Pendahuluan……………………………………………………………………
1
1.1.
Latar
Belakang
Makalah………………………………………………… 1
1.2.
Tujuan
Makalah
…………………………………………………………... 1
1.3.
Sasaran
Makalah…………………………………………………………… 2
Bab 2.
Permasalahan…………………………………………………………………...
3
2.1. Landasan Teori…………………………………………………………….. 3
2.1.1.Pengertian
Tawuran……………………………………………… 3
2.1.2.Pembahasan……………………………………………………… 3-6
2.2.Analisa
SWOT…………………………………………………………… 7-8
Bab 3.
Kesimpulan Dan
rekomendasi………………………………………………. 9
Daftar Pustaka………………………………………………………………………….10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Makalah
Kita
sering melihat segerombolan
remaja yang berpakaian
unik jika tidak ingin
di bilang aneh.Mereka
tegak di persimpangan ,membawa gitar
kecil sambil bernyanyi.Mereka mengaku
anak punk mengikuti aliaran
bebas berekspresi tanpa
harus mengganggu orang
lain.Bahkan yang mengherankan
lagi, ada anak –anak usia
bermain yang ada
di dalam nya.Di kota –kota besar
Indonesia, sekarang ini bermunculan
sekelompok anak muda
yang mempunyai gaya
hidup yang sangat
menyimpang dari masyarakat
setempat,sekelompok generasi anak
muda itu disebut
anak punk.Gaya hidup
ialah relative tidak
ada seorang pun
memiliki gaya hidup
sama dengan lainnya.Gaya
hidup berkembang sesuai
dengan tempat,waktu, dan situasi.
Gaya
hidup yang anarkis
yang membuat mereka
merasa mendapat kebebasan.Adapun yang
mengatakan bahwa sekelompok
anak muda bergaya
hidup punk dikarnakan
adanya suatu perasaan
yang tidak puas, sehinggah mereka
mengubah gaya hidup
mereka dengan hidup
punk. Namun kenyataan nya gaya
hidup punk ternyata
membuat masyarakat resah
dan sebagian lagi
menganggap dari gaya
hidup yang mengarah
ke barat -baratan.
1.2.Tujuan Makalah
Tujuan
saya menulis makalah
ini selain untuk nilai
mata kulih Ilmu Sosial Dasar dan
untuk mengetahui pengaruh terhadap
agresivitas yang dilakukan
oleh remaja, membahas pengaruh
indentitas kelompok yang
sangat kuat yang
menyebbkan timbul sikap negatif.
Untuk
mengetahui peran serta
dan gaya hidup
anak punk di
sekitar masyarakat sekitar.Dan
pemberitaan mengenai kanakanlan
yang dilakukan oleh
anak pengikut subkultur
punk.
1.3.Sasaran Makalah
1.3.Sasaran Makalah
Sasarannya adalah
untuk masyarakat yang
tidak tahu ataupun
tidak mengerti kenapa
mereka memilih gaya
hidup seperti itu.Dan
memberikan wawasan kepada
anak-anak yang blum
atau tidak mengetahui
tentang anak punk.
BAB II
BAB II
PERMASALAHAN
2.1.Landasan Teori
2.1.1. Pengertian Punk
Punk
adalah sebuah gaya
hidup yang berprilaku
seperti pemberontak,yang dimaksud
disini pemberontak adalah
kebebasan.Tak jarang beberapa
kalangan memandang negative
para anak jalanan
ini, karna penampilan mereka
yang cenderung terkesan
seram dan urakan.Beberapa orang
menganggap bahwa anak
jalanan itu identic
dengan kriminalitas dan
kekerasan.
Punk
merupakan sub-budaya yang
lahir di London,Inggris.Pada awalnya
kelompok punk selalu
dikacaukan oleh golongan
skinhead.Namun sejak tahun
1980-an saat punk
merajarela di amerika,golongan punk
dan skinhead menyatu,karna
mempunyai semangat yang
sama.Namun,punk juga dapat
berarti jenis music
atau genre yang
lahir pada tahun
1970-an.Punk juga bisa
berarti ideology hidup
yang mencakup aspek
social dan politik.
2.1.2.Pembahasan
Punk
menjadi suatu kultur
yang dianggap menyimpang
dalam masyarakat.Penilian ini
dapat terjadi berawal
dari semangat memberontak
dan anti kemapanan,sedangkan kemapana
adalah hal yang
menjadi tujuan hidup
dalam masyarakat
industry.Pemberontakan ini mengakibatkan
adanya anggapan dari
masyarakat modern yang
biasanya hidup dikawasan
perkotaan dan tidak
lepas dari kehidupan
industrialisasi bahwa budaya
Punk adalah budaya
yang menyimpang.Dari sini
akan timbullah suatau
bentuk delinquent subculture yang muncul dimasyarakat.
Di
Jakarta Komunitas Punk
terkadang di justifikasi
sebagai pembuat onar
dan kekacauan.Dari keributan – keributan seperti
itu maka akan
timbul Prejudice dari
masyarakat bahwa Punk
identik dengan kekerasan.Namun kekerasan
itu sendiri di tentang oleh
Punkers atau anak
Punk(sebutan bagi anak –anak
bergaya hidup Punk).Bagi
mereka kekerasan hanyalah
suatau tindakan bodoh
namun entah mengapa
slalu terjadi keributan
dalam suatu event
atau acara musik
yang diadakan oleh mereka.
Punk lebih
terkenal dari fashion
yang dikenakan dan
tingkah laku yang
mereka memperlihatkan, seperti
potongan rambut Mohawk
ala suku indian, atau
dipotong ala feathercut
dan diwarnai dengan
warna –warna yang terang,sepatu
boots,rantai dan spike,
jaket kulit, celana
jeans ketat dan
baju yang lusuh,
anti sosial , kaum
perusuh dan criminal
dari kelas rendah,
pemabuk berbahaya sehinggah
banyak yang mengira
bahwa orang – orang berpenampilan
seperti itu sudah
layak untuk di
sebut sebagai punker.
Anak “Punk”, mereka kebanyakan
di dalam masyarakat biasanya
dianggap sebagai sampah masyarakat.Tetapi yang sebenarnya, mereka sama
dengan anak -anak lain yang ingin mencari
kebebasan. Dengan gaya busana yang
khas, symbol –simbol , dan tata cara hidup yang dicuri dari kelompok
–kelompok kebudayaan lain yang lebih mapan, merupakan upaya membangun identitas berdasarkan simbol- simbol.
Gaya
“Punk” merupakan hasil dari kebudayaan
Negara barat yang
ternyata telah diterima dan diterapkan dalam kehidupan oleh sebagian
anak –anak remaja di Indonesia,
dan telah menyebabkan budaya nenek moyang terkikis dengan nilai-
nilai yang negatif. Gaya hidup “Punk”
mempunyai sisi negative dari masyarakat karena tampilan anak “Punk” yang cenderung
‘menyeramkan’ seringkali dikaitkan dengan perilaku anarkis, brutal, bikin onar,
dan bertindak sesuai keinginannya sendiri mengakibatkan pandangan masyarakat akan anak “Punk”
adalah perusak, karena mereka
bergaya mempunyai gaya yang aneh dan seringnya
berkumpul di malam hari menimbulkan dugaan bahwa mereka mungkin
juga suka mabuk -mabukan, sex bebas
dan pengguna narkoba.
Awalnya
pembentukan komunitas “Punk” tersebut terdapat prinsip dan aturan yang dibuat dan
tidak ada satu orangpun yang menjadi pemimpin karena prinsip mereka adalah
kebersamaan atau persamaan
hak diantara anggotanya. Dengan kata lain, “Punk”
berusaha menyamakan status yang ada sehingga tidak ada yang
bisa
mengekang mereka. Sebenarnya anak “Punk”
adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya
mereka juga berani bertanggung
jawab secara pribadi
atas apa yang telah dilakukannya.
Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para “Punkers”
memang sangat aneh,
maka pandangan miring dari masyarakat
selalu ditujukan pada mereka. banyak diantara
“Punkers” yang mempunyai kepedulian sosial.
Komunitas
anak
“Punk” mempunyai aturan sendiri
yang menegaskan untuk tidak
terlibat tawuran, tidak saja dalam segi
musikalitas saja, tetapi
juga pada aspek kehidupan
lainya
Produk yang dijual seluruhnya terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Kemudian hasil yang didapatkan dari penjualan tersebut, sebagian dipergunakan untuk membantu dalam bidang sosial, seperti membantu anak -anak panti asuhan meskipun mereka tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Komunitas “Punk” yang lain yaitu distro merupakan implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja barang bermerk luar negeri.
Produk yang dijual seluruhnya terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Kemudian hasil yang didapatkan dari penjualan tersebut, sebagian dipergunakan untuk membantu dalam bidang sosial, seperti membantu anak -anak panti asuhan meskipun mereka tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Komunitas “Punk” yang lain yaitu distro merupakan implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja barang bermerk luar negeri.
Punk
juga merupakan sebuah
gerakan perlawanan anak
muda yang berlandasan
dari keyakinan we
can do it
ourselves.Penilaian punk dalam
melihat suatu masalah
dapat dilihat melalui
lirik – lirik lagunya yang
bercerita tentang masalah
politik, lingkungan hidup,
ekonomi, ideology, sosial dan
bahkan masalah agama.
Punk selanjutnya berkembang
sebagai buah kekecewaan musisi rock kelas bawah
terhadap industry music yang
saat itu didominasi musisi rock
mapan, seperti The Beatles, Rolling Stone, dan Elvis Presley. Musisi punk tidak memainkan nada- nada rock teknik tinggi atau lagu cinta yang menyayat
hati. Sebaliknya, lagu –lagu punk lebih mirip
teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu- lagu punk menceritakan rasa frustrasi, kemarahan , dan kejenuhan berkompromi dengan hukum jalanan, pendidikan rendah, kerja kasar,
pengangguran serta represi aparat, pemerintah dan figure
penguasa
terhadap rakyat. Akibatnya punk dicap
sebagai musik rock and roll
aliran kiri, sehingga
sering tidak mendapat
kesempatan untuk tampil di
acara televisi. Perusahaan- perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan
mereka.
Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di
kota – kota besar di Indonesia
seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
dan Malang merintis usaha rekaman
dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman
sendiri untuk menaungi band -band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang
menjadi semacam took kecil yang
lazim disebut distro.CD dan kaset tidak lagi
menjadi satu – satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan
t-shirt, aksesori, buku dan
majalah, poster,
serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau.
Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah
implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda
pemuja Levi’s, Adidas, Nike,
Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.
Komunitas yang satu ini memang sangat berbeda
sendiri dibandingkan dengan komunitas pada umumnya. Banyak orang yang menilai
bahwa komunitas yang satu ini termasuk
salah
satu komuitas yang urakan, berandalan dan sebagainya. Namun jika dicermati
lebih dalam banyak sekali yang
menarik yang dapat
Anda lihat di komunitas ini. Komunitas ini bukan
hanya sekedar
nongkrong di pinggir
jalan
berpakaian aneh, gak pernah
mandi, dan seterusnya, tetapi komunitas
ini banyak melahirkan karya – karya yang bisa mereka banggakan.
Di bidang music
misalnya, banyak band punk yang mampu mendapat
tempat di hati
remaja Indonesia, mereka tidak kalah dengan
band - band cengeng yang selalu
merengek - rengek, bahkan sampai nangis kayak
cewek untuk mendapatkan tempat di hati
remaja Indonesia. Band punk sendiri sangat identik dengan indie
label, dengan modal yang
minim band – band punk bisa terus exis di
belantika music tanah air
tercinta, bahkan sampai ke level yang lebih
tinggi, yaitu go international.
Tidak berhenti di situ, dengan gaya yang
seperti itu, jangan sampai Anda
bilang komunitas punk itu “gaptek” (gagap teknologi), dunia maya juga menjadi
salah satu jalur
perkembangan komunitas punk.
2.2.Analisi SWOT
Analisa
permasalahan Perilaku sosial
anak punk dengan
memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan
internal maupun eksternal
dilihat dari aspek:
1.Kekuatan(strength)
a.Gaya hidup
b.Memiliki persamaan
hak
c.Setia kawan atau
kebersamaan
d.Bebas dan
tidak ada yang
mengekang
2.Kelemahan(weakness)
a.seks
bebas
b. Pecandu narkoba
c.Tampilan urakan
atau kucel
d.Pemberontak
3.Peluang(Opportunity)
a.Menciptakan karya
sendiri(menciptakan lagu)
b.membuka usaha
distro
c.membuat label
rekaman sendiri
d.Membantu dalam
bentuk sosial ke
pantai asuhan
4.Tantangan /Hambatan(Thears)
a.Meresahkan masyarakt
sekitar
b.Di tolak
label rekman
c.Dianggap sampah
masyarakat
d.Tidak berikannya
kesempatan di acara
televisi
BAB III
KESIMPULAN DAN
REKOMDASI
1.Kesimpulan
a.Tidak
semua anak punk
melakukan aksi anarkis
b.Gaya
hidup punk memiliki
keaneka ragaman komunitas
c.Memiliki
jiwa sosial
d.Ingin
di akaui di
masyarakat
2.Rekomendasi
a. Persamaan
hak,tidak ada di
antara mereka yang
jadi pemimpin karna
prinsip mereka adalah
kebersamaan atau persamaan
hak.
b. Gaya
hidup yang urakan
dan bebas untuk
menunjukan pemberontakan mereka terhadap politik
dan ekonomi.
c. Komunitas
tersebut membuat label
rekaman sendiri untuk
menaungi band – band sealiran
dan mendistribusikan nya kepasaran.
d.Sering
dianggap sampah masyarakat
di karnakan sering
membuat resah dan
keonara.
DAFTAR PUSTAKA
http://pondzdraz.multiply.com/journal/item/46?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://theglobejournal.com/sosial/perilaku-anak-punk-langgar-syariat-islam-dan-budaya-aceh/index.php