BIOGRAFI PEMAIN BOLA
Gianluigi
"Gigi" Buffon (lahir di Carrara, 28 Januari 1978; umur 35 tahun) merupakan seorang pemain
sepak bola profesional dari Italia. Ia saat ini bergabung di klub asal Turin, Juventus FC. Buffon juga
merupakan kiper utama di tim
nasional sepak bola Italia. Ia dibeli Juventus dari Parma pada tahun 2001.
Prestasi terbaiknya adalah saat mengantar Italia menjuarai Piala Dunia 2006.
Sampai saat ini, Buffon kerap disebut sebagai salah satu kiper terbaik di
dunia.Penghargaan yang ia dapatkan salah satunya adalah gelar Kiper Terbaik
Serie A yang berhasil ia raih sebanyak delapan kali.
Profil
Terlahir dari keluarga berlatar
belakang olahraga dengan ibu Maria Stella sebagai atlet lempar cakram dan
ayahnya Adriano Buffon sebagai atlet angkat besi, Buffon
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Dua adik perempuannya yaitu
Veronica dan Guendalina juga saat ini berprofesi sebagai atlet bola voli. Paman Buffon
sendiri yaitu Angelo Masocco juga berprofesi sebagai atlet bola basket. Salah
satu kiper legendaris Italia yaitu Lorenzo Buffon juga masih ada hubungan
darah dengan kakek Gianluigi Buffon.
Saat ini Buffon bertunangan
dengan model Ceko Alena Šeredová.Pasangan ini telah memiliki dua
anak yaitu Louis Thomas (lahir 28 December 2007) dan David Lee (lahir 31
October 2009). Anak pertama Buffon dinamai "Thomas" dengan mengambil
basis dariThomas
Nkono, yang merupakan kiper idola Buffon sewaktu masih kecil. Buffon
berteman baik dengan beberapa pesepakbola diantaranya Alessandro
Del Piero dan Pavel Nedved.
Karier klub
AC Parma (1991-2001)
Buffon memulai karirnya melalui
akademi sepak bola muda di klub AC Parma pada tahun
1991 di usia 15 tahun. Ia kemudian lulus dari tim junior pada tahun 1995 pada
usia 19 tahun. Buffon kemudian memulai debut Serie A saat Parma melawan AC Milan pada 19
November 1995, dan dalam pertandingan ini Parma berhasil menahan imbang Milan
dengan skor 0-0. Buffon lantas diberikan kesempatan bermain lagi selama delapan
kali, dan baru resmi menjadi kiper utama Parma pada 1996, ketika saat itu ia
ditangani oleh pelatih kiper legendaris Louie P. Di Parma sendiri, Buffon
kemudian melahap lebih dari 200 pertandingan, dan pada musim keempatnya di
1998-1999, ia berhasil mengantar Parma menjadi juara Piala UEFA serta Coppa Italia.
Musim 2000-01 merupakan musim
terakhir Buffon di Parma. Saat itu gosip yang berkembang ia akan diambil oleh
tim-tim besar dari luar Italia. Di Italia sendiri ia juga sempat digosipkan
akan dibeli oleh juara bertahan AS Roma. Namun kabar ini
kemudian dibantah oleh pihak Roma dan mereka kemudian membeli Ivan Pelizzoli dari Atalanta. Buffon sendiri santai
menanggapi gosip ini, dan ia berujar bahwa:
“
|
Saya rasa, Roma bukanlah tempat yang baik bagi saya
untuk mengembangkan karier. Mereka memang juara tapi keuangan mereka tipis
sehingga kemungkinan akan membuat saya berjuang sendirian sebagai salah satu bintang
di sana bersama Francesco
Totti.[7]
|
”
|
Klub asal Turin, Juventus
kemudian bergerak cepat dengan membelinya satu paket bersama Lilian Thuram. Harga
transfer Buffon sendiri saat itu adalah £32,6 juta yang sekaligus menobatkannya
sebagai kiper termahal dunia.Sebagai bagian dari transfernya, Juventus kemudian
memberikan Jonathan Bachini untuk Parma.Juventus
FC (2001-sekarang)
Gianluigi Buffon menjadi salah
satu pemain yang didatangkan Juventus di musim 2001-02 bersama rekan setimnya
di Parma yaitu Lilian Thuram dan gelandang SS Lazio Pavel Nedved.Juventus
sendiri berhasil mendapatkan uang segar usai menjual bintang mereka Zinedine Zidane ke Real Madrid.Juventus juga
kemudian mendatangkan Marcello
Lippi kembali sebagai pelatih usai memecat Carlo Ancelotti yang
dinilai gagal mengantar Juve juara Serie A sekalipun dibekali dengan
pemain-pemain bintang.
Pada musim pertamanya dengan
Juventus, Buffon menjadi kiper utama langganan starting eleven dimana
ia tampil dalam 45 pertandingan resmi. Buffon lantas berhasil mengantar Juve
juara Serie A melalui aksi heroik di pertandingan terakhir ketika klubnya
berhasil menang dan di tempat lain Inter Milan yang
tampil sebagai pemimpin klasemen sampai pekan ke-33 kalah. Kemudian di musim
2002-03, Buffon tampil dalam 47 pertandingan resmi dan sekali lagi mengantar
Juventus menjuarai Serie A. Ia juga kemudian berhasil mengantar Juve menembus
final Liga Champions yang digelar di Stadion Old Trafford, Inggris. Sayangnya Juve
saat itu kalah dari rival senegaranya, AC Milan dalam adu penalti.Atas
prestasinya tersebut, pada tahun 2003, Buffon kemudian dianugerahi penghargaan
UEFA Most Valuable Player dan gelar sebagai Kiper Terbaik Dunia.
Musim 2003-04, Buffon tampil
dalam 38 pertandingan, meskipun Juventus saat itu gagal menjuarai Serie A. Ia
lantas mendapatkan penghargaan lain yaitu masuk dalam Daftar 125 Pesepakbola
Aktif Terbaik versi legenda sepakbola Brasil, Pele.[15] Penghargaan
ini ia dapatkan pada awal tahun 2004. Kemudian di musim 2004-05, Buffon kembali
tampil sebagai salah satu bintang yang mengantarkan Juventus juara Serie A
dibawah asuhan Fabio
Capello.
Gianluigi
Buffon bersama Juventus FCpada
tahun 2008.
Agustus 2005, Buffon sempat
mengalami kecelakaan saat menghadapi AC Milan dalam ajang pra musim Luigi
Berlusconi Trophy. Ia bertabrakan di lapangan dengan gelandang Milan, Kaka saat mengejar bola lepas dan
kemudian divonis menderita cedera dislokasi bahu dan harus segera di operasi.
Khawatir dianggap "perusak tim" oleh supporter Juventus, AC Milan
kemudian berbaik hati meminjamkan kiper mereka yaitu Christian Abbiati sebagai
pengganti sementara sampai operasi Buffon berhasil dan pulih. Buffon lantas
kembali bermain bersama Juve pada November 2005, tetapi tak lama kemudian ia
mengalami cedera kembali dan baru bisa tampil penuh di bulan Januari. Meskipun
begitu, duet Abbiati dan Buffon yang tampil bergantian berhasil mengantar
Juventus menjuarai Serie A untuk ke 29 kalinya sepanjang sejarah klub.
Pada tanggal 12 Mei 2006, Buffon, bersama dengan tim Juventus dan
sesama kiper Antonio
Chimenti dan beberapa pemain lainnya divonus terlibat dalam
sebuah judi ilegal dalam pertandingan antara Juventus melawan Parma. Ia lantas
membela diri di hadapan pengadilan dan ia mengakui bahwa ia sering terlibat
dalam perjudian, tetapi tidak pernah sekalipun ia berjudi atas nama tim (dalam
hal ini Juventus). Melihat pengakuannya soal judi, spekulasi mulai merebak di
Italia bahwa bisa saja Buffon tergusur dari posisinya sebagai kiper utama
timnas Italia di Piala
Dunia 2006, namun kemudian gosip itu pudar dan pada 15 Mei diumumkan
secara resmi bahwa Buffon akan menjadi kiper utama timnas Italia di PD 2006.
Selanjutnya seluruh pemain Juventus kemudian dibebaskan dari tuduhan judi
ilegal pada 27 Juni 2007 atau setahun usai kasus ini dipersidangkan.
Usai diumumkan sebagai kiper di
PD 2006, Buffon kemudian menghadapi masalah baru. Klubnya yaitu Juventus didakwa
telah terlibat dalam skandal Calciopoli, dan sebagai akibatnya, Juventus
terpaksa melepas dua gelar Serie A di 2004-05 dan 2005-06 serta terkena hukuman
turun ke Serie B.
Desas-desus lain kemudian muncul bahwa Buffon akan dilepas oleh Juventus untuk
menghemat biaya.
Beberapa klub yang tertarik saat itu diantaranya adalah Manchester United, AC Milan, dan Real Madrid. Namun kemudian
manajemen Juventus memutuskan untuk tidak menjual Buffon, dan Buffon sendiri
menerima hukuman yang diberikan pada Juventus apa adanya. Ia lantas menambahkan
bahwa Serie B adalah sebuah divisi yang belum pernah Juventus menangi, dan akan
sangat menyenangkan jika Juve bisa menjuarainya.
April 2007, wakil presiden Milan Adriano Galliani menyatakan
bahwa Buffon telah setuju untuk dikontrak Milan menggantikan Dida.
Hal ini kemudian dibantah oleh Buffon, yang menyatakan bahwa ia tidak pernah
dihubungi oleh pihak Milan.
Usai Juventus memenangkan Serie B
dan kembali ke Serie A pada musim 2007-08, Buffon kemudian setuju untuk
memperpanjang kontrak dengan klubnya tersebut sampai musim 2012.Buffon kembali
menjadi bintang Juve saat mengantar klub tersebut menempati peringkat tiga
Serie A 2007-08 dan mendapat jatah kualifikasi Liga Champions pada tahun
kembalinya Juve ke Serie A. Musim 2008-09, Buffon kemudian didera beberapa
cedera, diantaranya cedera punggung dan cedera otot.Dari bulan September 2008
sampai Januari 2009, kiper pengganti Buffon yaitu Alexander
Manninger secara meyakinkan tampil luar biasa dan mendapat
banyak pujian.Manninger kemudian lebih banyak dipakai oleh pelatih Claudio Ranieri ketimbang
Buffon sekalipun Buffon telah pulih 100%. Buffon juga sempat kesal dan sedih
saat ia digantikan oleh Manninger saat melawan Lecce danAtalanta. Rumor berkembang
Buffon mulai muak dan bosan dengan Juventus.Buffon pun mengakui bahwa ia sempat
marah dan kesal, tetapi baginya tidak ada jalan lain ketimbang menerima
keputusan pelatih. Buffon pun akhirnya memilih untuk kembali memperpanjang
kontrak sampai akhir 2013, dan mengisyaratkan bahwa dirinya ingin pensiun
bersama Juventus.
Musim 2011-12, Buffon tampil luar
biasa sepanjang musim lewat beberapa penyelamatan gemilang. Diantaranya saat
menghadang tendangan penalti dari Francesco Totti dan yang kontroversial yaitu
menghalau sundulan Muntari.Buffon kembali berhasil mengantarkan Juventus meraih
Scudetto di bawah asuhan pelatih Antonio Conte.
Karier internasional
Gianluigi
Buffon bersama rekan-rekannya di tim nasional sepak bola Italia dalam perhelatan Piala Dunia 2006 di Jerman.
Gianluigi Buffon memulai debutnya
untuk tim nasional sepak bola Italia pada 29 Oktober 1997
dalam usia 19 tahun sebagai penggantiGianluca Pagliuca yang
cedera saat akan menghadapi play off Piala Dunia 1998 melawan tim nasional sepak bola Rusia. Ia kemudian masuk dalam 23
pemain yang bermain di Piala Dunia 1998 tetapi ia tidak mendapatkan kesempatan
bermain sekalipun. Buffon juga termasuk anggota tim Italia dalam Olimpiade
Atlanta 1996, Piala Dunia 2002, dan Euro 2004. Buffon juga
sebenarnya menjadi pilihan utama Dino Zoff dalam Piala Eropa 2000, tetapi
hanya delapan hari menjelang turnamen di mulai tangannya patah dan ia
digantikan olehFrancesco
Toldo.
Selama putaran final Piala Dunia 2006 di
Jerman, Buffon tampil dalam form yang luar biasa karena ia hanya kebobolan dua
gol dan mencatat lima kali clean sheet. Catatan lain Buffon di PD
2006 adalah ia tidak kebobolan selama 453 menit. Dua gol yang bersarang ke
gawang Buffon adalah saat terjadinya gol bunuh diri Cristian Zaccardo saat
melawan tim nasional sepak bola Amerika Serikat dan
gol penalti di final dari Zinedine Zidane (tim nasional sepak bola Perancis). Buffon juga menjadi
pahlawan dalam pertandingan final PD 2006 tepatnya ketika berlangsungnya adu
penalti usai Perancis menahan imbang Italia 1-1. Buffon berhasil menahan
tendangan David Trezeguet dan dengan penalti dari Fabio Grosso, akhirnya Italia
berhasil menjadi juara dunia 2006. Dari
prestasinya tersebut, Buffon kemudian mendapat anugerah Penghargaan Lev Yashin
karena tampil luar biasa selama tahun 2005-2006.
Pada Euro 2008, Gianluigi Buffon
mendapatkan kesempatan tampil sebagai kapten timnas usai Fabio Cannavaro mundur
dari turnamen akibat cedera. Di pertandingan penyisihan grup melawan tim nasional sepak bola Rumania pada 13 Juni, Buffon
berhasil menyelamatkan tendangan penalti dari Adrian Mutu dan
pertandingan berakhir dengan skor 1-1. Buffon lantas tampil luar biasa saat
melawan Perancis di pertandingan terakhir grup, namun sayangnya penampilan luar
biasa Buffon tersebut harus berakhir ketika melawan tim nasional sepak bola Spanyol di perempat final 9 hari
kemudian, karena Italia dipaksa menyerah 4-2 lewat adu penalti, dan Buffon
hanya bisa menangkis satu tendangan penalti dari Spanyol.
14 Juni 2010 di Piala Dunia 2010, Buffon
diganti di babak pertama usai Italia bermain imbang dengan tim nasional sepak bola Paraguay di Grup F.Alasan
digantinya Buffon adalah karena cedera urat syarafnya kambuh dan kemudian
sampai Italia tereliminasi dari PD 2010, Buffon tidak pernah dimainkan lagi.
Setelah pensiunnya Fabio Cannavaro dari
Timnas, Buffon menjadi kapten
(sepak bola) baru tim nasional. Pada tanggal 9 Februari 2011,
setelah pulih dari cedera punggung, Buffon memainkan pertandingan pertamanya
sebagai kapten resmi di pertandingan persahabatan melawan Jerman yang digelar di Dortmund.
Pada Euro 2012 Buffon
bertindak sebagai kapten selama keseluruhan turnamen. Dia terus tanpa
kebobolan, ketika melawan Irlandia di pertandingan ketiga babak grup, dan
melawan Inggris, menyelamatkan penalti penting dari Ashley Cole dalam adu penalti di
perempatfinal. Pada laga semifinal melawan Jerman, Buffon membuat beberapa
penyelamatan penting, hanya dikalahkan dengan hukuman penalti oleh Mesut Özil di menit
92. Italia memenangkan pertandingan 2-1 dan melaju ke Final melawan Juara
bertahan Spanyol, Di final Spanyol mengalahkan Italia 4-0.
Di luar lapangan hijau
Gianluigi Buffon memiliki sebuah
usaha restoran yang terletak
di kota Pistoia dan sebuah sauna yang bernama "La Romanina" di Ronchi
(MS).
Buffon juga sering berolahraga
bersepeda bersama
tunangannya. Ketika musim Serie A sedang libur, Buffon bersama Alena Šeredová
sering menghabiskan waktu mengunjungi dan mengelilingi beberapa kota di Italia
dengan bersepeda.
Buffon juga menjadi bintang iklan
dari perusahaan poker online bernama
PokerStars, diperkirakan setiap tahunnya Buffon menerima keuntungan sebesar 1
juta Euro dari kontrak yang pertama kali ia tandatangani pada tahun 2009.
Sebelumnya bintang AS Roma, Francesco Totti juga sempat menjadi bintang iklan
promosional dari situs permainan poker online ini pada tahun 2001.
Statistik
Klub
Penampilan
klub
|
Liga
|
Piala
|
Antar
benua
|
Total
|
||||||
Musim
|
Klub
|
Liga
|
Tampil
|
Gol
|
Tampil
|
Gol
|
Tampil
|
Gol
|
Tampil
|
Gol
|
Italia
|
Liga
|
Total
|
||||||||
1995-96
|
9
|
0
|
-
|
-
|
9
|
0
|
||||
1996-97
|
27
|
0
|
-
|
1
|
0
|
28
|
0
|
|||
1997–98
|
32
|
0
|
6
|
0
|
8
|
0
|
46
|
0
|
||
1998–99
|
34
|
0
|
6
|
0
|
11
|
0
|
51
|
0
|
||
1999–00
|
32
|
0
|
0
|
0
|
9
|
0
|
41
|
0
|
||
2000–01
|
34
|
0
|
2
|
0
|
7
|
0
|
43
|
0
|
||
2001–02
|
34
|
0
|
1
|
0
|
10
|
0
|
45
|
0
|
||
2002–03
|
32
|
0
|
0
|
0
|
15
|
0
|
47
|
0
|
||
2003–04
|
32
|
0
|
0
|
0
|
6
|
0
|
38
|
0
|
||
2004–05
|
37
|
0
|
0
|
0
|
11
|
0
|
48
|
0
|
||
2005–06
|
18
|
0
|
2
|
0
|
4
|
0
|
24
|
0
|
||
2006–07
|
37
|
0
|
3
|
0
|
–
|
40
|
0
|
|||
2007–08
|
34
|
0
|
1
|
0
|
–
|
35
|
0
|
|||
2008–09
|
23
|
0
|
2
|
0
|
5
|
0
|
30
|
0
|
||
2009–10
|
27
|
0
|
1
|
0
|
7
|
0
|
29
|
0
|
||
2010–11
|
16
|
0
|
1
|
0
|
–
|
17
|
0
|
|||
2011–12
|
35
|
0
|
0
|
0
|
–
|
35
|
0
|
|||
Total
|
Juventus
|
325
|
0
|
11
|
0
|
58
|
0
|
368
|
0
|
|
Total
karier
|
493
|
0
|
31
|
0
|
94
|
0
|
618
|
0
|
Negara
Italia
|
||
Tahun
|
Tampil
|
Gol
|
1997
|
1
|
0
|
1998
|
3
|
0
|
1999
|
8
|
0
|
2000
|
4
|
0
|
2001
|
7
|
0
|
2002
|
12
|
0
|
2003
|
7
|
0
|
2004
|
12
|
0
|
2005
|
3
|
0
|
2006
|
15
|
0
|
2007
|
8
|
0
|
2008
|
9
|
0
|
2009
|
11
|
0
|
2010
|
2
|
0
|
2011
|
10
|
0
|
2012
|
9
|
0
|
Total
|
120
|
0
|
[sunting]Gelar dan penghargaan Klub
Parma
·
Piala UEFA (1):
1998-99
·
Coppa
Italia (1): 1998-99
·
Supercoppa
Italiana: 1999
Juventus
·
Serie A (3):
2001-2002, 2002-03 dan 2011-12 ( Tidak termasuk dua gelar yang dibatalkan di
2004-05 dan 2005-06)
·
Serie B (1):
2006-07
·
Supercoppa
Italiana (2): 2002, 2003 dan 2012
·
Piala Italia : Runner UP 2011-2012
]Internasional
Italia
U21
·
Juara Piala Eropa U-21 : tahun 1996
Italia
·
Juara Piala Dunia FIFA : tahun 2006
Individual
·
Bravo Award:
1999
·
UEFA Club Football Awards Best
Goalkeeper: 2003
·
FIFA 100
·
Yashin Award: 2006
·
European Footballer of the Year (Silver
Ball): 2006
·
Serie A Goalkeeper of the Year:
1999, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005, 2006, 2008
·
Onze d'Onze (Ideal Team of The Year, GK):
2003, 2006
·
UEFA Team of the Year: 2003, 2004, 2006
·
FIFPro World XI: 2006, 2007
·
IFFHS Best Goalkeeper:
2003, 2004, 2006, 2007
UEFA Euro
2008 - Team of the Tournament