daun

Minggu, 13 Januari 2013

Makalah bab 10 rekayasa sosial


Mata Kuliah  :  Ilmu Sosial Dasar Dasar
Dosen : Muhammad Burhan Amin

Topik Penulisan Makalah

SOCIAL ENGINEERING (REKAYASA SOSIAL)

 


Kelas  :  1-KA39

Tanggal Penyerahan Makalah : 14 Januari 2013
Tanggal Upload Makalah  :  15 Januari 2013



 

P E R N Y A T A A N


Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.

Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.



P e n y u s u n



N P M
Nama Lengkap
Tanda Tangan
16112704
ROY LEONARDO







Program Sarjana Sistem Informasi


UNIVERSITAS GUNADARMA



Kata Pengantar

 Puja  dan  puji  syukur  atas  kehadirat  tuhan  yang  maha  Esa  yang  telah  memberikan  kami  kekuatan  berupa  kesehatan  sehingga  kami  dapat  menyelesaikan  tugas  makalah  yang  berjudul  Soscial Egeneering (Rekayasa sosial) yang  kami  ajukan  untuk  memenuhi  tugas  mata  kuliah  ISD.
Penulisan  makalah  ini  merupakan  informasi   tentang  perilaku   anak  punk  di  Indonesia khususnya  Jakarta.Dengan adanya  makalah  ini  kita  dapat  memahami  apa itu rekayasa sosial.
Dalam  Penulisan  makalah  ini saya  merasa  masih  banyak  kekurangan-kekurangan  baik  pada  teknis  penulisan  maupun  materi. Untuk  itu  kritik  dan  saran  dari  semua  pihak sangat  saya  harapkan  demi  penyempurnaan  pembuatan  makalah  ini.
Akhirnya  saya  berharap  semoga  Tuhan  memberikan  imbalan  yang  setimpal  pada mereka  yang  telah  memberikan  bantuan, dan  dapat  menjadikan  semua  bantuan  ini  sebagai  ibadah,  Amiin
BEKASI,12 Januari 2013

Penyusun
Roy Leonardo


Daftar Isi
Lembar  Persetujuan………………………………………………………………….. i
Kata  Pengantar…………………………………………………………………………ii
Daftar  Isi………………………………………………………………………………  iii
Bab  1  Pendahuluan……………………………………………………………………  1
1.1.  Latar  Belakang  Makalah…………………………………………………  1
1.2.  Tujuan  Makalah  …………………………………………………………...  1
Bab  2.  Permasalahan…………………………………………………………………...  2
            2.1. Landasan  Teori…………………………………………………………….. 2
                        2.1.1.Pengertian Rekayasa sosial………………………………………  2
                        2.1.2.Pembahasan………………………………………………………  2-5
            2.2.Analisa SWOT……………………………………………………………  6-7
Bab  3.  Kesimpulan  Dan rekomendasi………………………………………………. 8
Daftar  Pustaka………………………………………………………………………….9


BAB  1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Makalah
Masyarakat adalah makhluk sosial yang selalu mengalami dinamika perubahan sosial.Perubahan sosial yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut adalah susatu keharusan,karena tidak mungkin bertahan dalam satu kondisi yang bersifat statis dan cenderung tetap.Karena sudah menjadi sunatullah bahwa kehidupan ini bersifat dinamis seperti putaran roda yang suatu saat berada di bawah dan suatu saat berada di atas.Sehingga manusia yang menyandang sebagai khalifatullah mempunyai kewajiban untuk merubah kondisi dirinya sendiri,baik secara individual maupun dalam perspektif sosial.
Begitu banyak problem sosial yang terjadi dikalangan masyarakat dan kompleksitas proble sosial tersebut terjadi di segala bidang kehidupan yakni dalam bidang sosial,politik,pendidikan,agama dan lain sebagainya.Sehingga diperlukan upaya untuk memecahkan masalah dan memperbaiki sistem sosial yang mengarah kepada kehidupan masyarakat yang ideal.Hal ini harus di imbangi dengan langkah konkret yang memliki visi misi yang jelas.Sehingga rencana untuk mengubah setting pola pikir masyarakat dapat berjalan berdasarkan tujuan.Problem sosial yang terjadi disebabkan oleh kesalahan berfikir dan mitos-mitos yang telah berkembang di masyarakat dan di sinilah diperlukannya suatu rekayasa sosial untuk memecahkan masalah tersebut.Di samping itu diperlukan agen-agen yang mampu memberiakn solusi dalam pemecahan masalah sosial yang berperan sebagai pembaharuan dan penggerakan dalam upaya rekayasa sosial yang bersifat positif.
1.2.Tujuan  Makalah
Tujuan  saya  menulis  makalah  ini  selain  untuk  nilai  mata  kulih  Ilmu Sosial Dasar  dan  untuk mengetahui  pengaruh  terhadap  agresivitas  yang  dilakukan  oleh  masyarakat, membahas  pengaruh  indentitas  kelompok  yang  sangat  kuat  yang  menyebbkan  timbul sikap  negatif.
Untuk  dapat merubah prilaku individual  di  sekitar  masyarakat  sekitar.Dan dapat merubah set sosial dan juga dapat mempertinggi martabat masysrakat.
BABII
PERMASALAHAN
2.1.Landasan Teori
2.1.1. Pengertian  Rekayasa sosial
Rekaya sosial (Social engineering) adalah campur tangan gerakan ilmiah dari visi ideal tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan sosial.Rekaya sosial merupakan sebuah jalan mencapai sebuah perubahan sosial secara terencana.
Gerakan ilmiah yang dimaksudkan disini adalah sebuah gagasan atas perubahan tingkat/taraf kehidupan masyarakat demi tercapainya kesejahteraan dan kemandirian.
Masyarakat pada umumnya menginginkan adanya perubahan sosial kearah yang lebih baik sehingga perubahan sosial harus dapat dilakukan secara berkesinambungan dan terencana

2.1.2.Pembahasan
Menurut Dr Jalaludin Rakhmat rekayasa sosial terjadi karena terdapat beberapa kesalahan pemikiran manusia dalam memperlakukan masalah sosial yang disebut para ilmuwan dengan sebutan intellectual cul-de-sac yang menggambarkan kebuntuan berpikir.Salah satu bentuk kesalahan pemikiran lainnya adalah permasalahan sosial yang kerap dikait-kaitkan dengan mitos ataupun kepercayaan manusia akan suatu gerakan abtrak ‘ilusi’ yang tanpa disadari dapat merubah tatanan kehidupan bermasyaratnya.Untuk itu perlu diadakannya rekayasa sosial agar kesalahan-kesalahan berpikir seperti ini dapat diatasi sehingga masyarakat dapat melihat permaslahan yang dihadapinya sebagai sesuatu yang konkrit.
Rekayasa sosial timbul akibat adanya sentimen atas kondisi manusia.Untuk itu perlu adanya perombakan yang dimulai dari cara pandang/paradigma manusia atas sebuah perubahan.

REKAYASA SOSIAL SEBAGAI ALAT KONTROL SOSIAL
Di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat beberapa pola atau cara penyelesaian konflik yang berujung pada terciptanya konflik yang lain, entah itu konflik psikologial , emosional maupun kontak fisik antar sesama individu ataupun kelompok masyarakat.Hal inilah yang menjadi objek kajian dari rekayasa sosial ini dimana campur tangan sebuah gerakan ilmiah lebih dimaksudkan untuk menggeser cara pandang masyarakat kearah yang ‘benar’ demi tercapainya tujuan tertentu.
Masyarakat pada umumnya mempercayai sesuatu apabila mayoritas persepsi yang berkembangkan merujuk pada pembenaran hal tersebut sehingga kelompok masyarakat intelektual sering kali terlibat dalam perang cara pandang maupun gagasan yang terkesan ‘ego’ demi sebuah pengakuan atas cara berpikir dari masing-masing pihak.
Disinilah peran rekayasa sosial dalam merubah gaya bermasyarakat seperti ini.Adanya gagasan atas perubahan sosial kearah yang lebih baik dengan cara yang benar dan lebih realistis dapat mendorong keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam misi atas perubahan sosial tersebut.
Pada dasarnya pola-pola kontrol sosial tidak dimaksudkan untuk mengendalikan masyarakat tetapi lebih kepada cara untuk membuka ruang bagi masyarakat untuk beraktualisasi sehingga dapat terlihat jelas peran dari masyarakat tersebut dalam proses perubahan sosial.
Lawrence M. Friedman seorang adalah yang pertama mengemukakan fungsi hukum sebagai rekayasa sosial yang kemudian dijadikan dasar atas kontrol sosial di dalam kehidupan bermasyarakat.
Seperti halnya Lawrence , William Dahl seorang penulis asal Austria juga pernah menyebut perubahan sosial dengan sebutan “changed of law” atau perubahan hukum/aturan.Perubahan yang dimaksudkan disini adalah efek dari perubahan sosial yang dihasilkan dari rekayasa sosial itu sendiri.Hukum merupakan alat utama dari hasil rekayasa sosial yang kemudian dijadikan dasar terbentuknya suatu masyarakat yang sejahtera karena aturan-aturan yang diterapkan ditujukan untuk terciptanya sebuah keteraturan dalam kehidupan bermasyarakat.
REKAYASA SOSIAL SEBAGAI ALAT P0LITIK
Politik dan Rekayasa sosial adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan meskipun pada dasarnya keduanya hampir tidak berbeda satu sama lainnya karena keduanya bertujuan mengorganisir masyarakat untuk tujuan tertentu , hanya saja rekayasa sosial punya ruang lingkup yang lebih luas serta tidak terbatas pada permasalahan kekuasan semata.Dalam dinamika politik , rekayasa sosial kerap digunakan untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Politik mampu memicu adanya perubahan sosial apabila masyarakat ikut berpartisipasi sebagai eksekutor dari perubahan itu tetapi tidak hanya pemerintah , masyarakat pada pada umumnya mempunyai pola yang berbeda satu dengan yang lainnya dalam menginpresentasekan jalan kepada perubahan sosial ini.sehingga keseragaman pemikiran akan hal ini perlu dilakukan agar perubahan sosial ini dapat lebih mudah direalisasikan.

Dalam dinamika politik , William Dahl menganggap bahwa pemahaman terhadap perubahan sosial dapat lebih mudah apabila membagi masyarakat menjadi dua kelompok , yaitu masyarakat yang satu sebagai pihak konservatif dan lainnya sebagai pihak yang radikal.Perbedaan pandangan dapat dilihat dari konfrontasi dua kubu ini sehingga permasalahan paling substansif dari konflik inilah yang kemudian dijadikan referensi atas perubahan sosial tersebut.
Dahl mengambil beberapa contoh negara yang pemimpinnya menggunakan strategi ‘battle ideology’ atau perang ideologi lewat jalur konsolidasi “bawah tanah” untuk menciptakan konflik , cara seperti ini digunakan oleh beberapa pesohor seperti Khomeini ketika Revolusi Iran , dan Fidel Castro serta Che Guevara pada Revolusi Kuba.Menurut Dahl perencanaan konflik melalui doktrin progresif kepada masyarakat merupakan suatu syarat utama terciptanya perubahan sosial secara cepat , konflik harus ada tetapi jalan keluarnya juga telah dipersiapkan dan itulah titik utama dari sasaran perubahan sosial.Doktrinasi yang dilakukan bukan semata-mata timbul akibat kesenjangan antara pemimpin dan masyarakat tetapi tuntutan atas perubahan sistem yang tidak stabil dan tidak mampu meng-integrasi-kan masyarakat sehingga hasil dari konflik ini tidak hanya berujung pada perubahan sistem politik (Reformasi) tetapi juga perubahan yang lebih luas dan dalam (Revolusi).
Hal serupa pada dasarnya pernah terjadi juga saat Nazi melakukan upaya pembinasaan kaum yahudi pada perang dunia II.Tetapi pada dasarnya tujuan Nazi bukan semata-mata melenyapkan kaum yahudi dari Jerman tetapi semua penentang Nazi meskipun polemik yang kemudian berkembang adalah upaya genocide yang dilakukan Nazi , hal inilah yang kemudian menjadi subjek dari rekayasa sosial dimana hasil dari hal itu adalah peperangan yang pada sadarnya sebagai jalan kebebasan berpolitik bagi seluruh kaum semit di dunia.
PENJAHAT  DUNIA MAYA MENGINTAI PENGGUNA
Microsoft Corp. merilis Laporan Intelijen Keamanan (Security Intelligence Report/SIR) volume ke-10, yang menyoroti polarisasi perilaku para penjahat dunia maya (cybercriminal) dan penggunaan berbagai taktik pemasaran dan penipuan secara signifikan untuk mencuri uang pengguna. Laporan Intelijen Keamanan ini menganalisa lebih dari 600 juta data sistem di seluruh dunia pada periode Juli hingga Desember 2010.

Berdasar kajian ini, Microsoft menemukan beberapa perbedaan perilaku penjahat dunia maya. Di satu sisi, para kriminal itu sangat terampil dalam mengeksploitasi berbagai celah yang ada untuk mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar calon korban, serta mengincar sasaran besar yang menjanjikan imbalan tinggi.

Selain itu, beberapa penjahat dunia maya menggunakan metode serangan yang lebih umum, termasuk taktik rekayasa sosial (social engineering) dan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengutip sejumlah kecil uang namun dari banyak orang. Metode serangan ini termasuk penggunaan rogue security software, pancingan menggunakan teknik-teknik phishing, serta adware. Di 2010, ketiga metode ini menunjukkan peningkatan.



Para penyerang terus menggabungkan umpan-umpan sosial yang terlihat seperti kampanye sosial atau penawaran produk resmi. Enam dari sepuluh malware yang populer pada semester kedua tahun 2010 termasuk dalam kategori ini. Untuk mendapatkan uang, para pelaku kejahatan menggunakan berbagaimalware ini dalam mengelabui pengguna dengan skema pay-per-click, iklan palsu, atau softwarekeamanan palsu. Selain itu, laporan ini juga mencermati adanya peningkatan lebih dari 1.200% dalam penggunaan phishing melalui jejaring sosial, yang telah menjadi sasaran empuk bagi para kriminal.

“Seluruh industri software di bawah pimpinan Microsoft telah secara signifikan meningkatkan perlindungan terhadap konsumen dan pembinaan,” kata Vinny Gullotto, general manager dari Microsoft Malware Protection Center (MMPC). Berbagai upaya ini telah menunjukkan hasilnya, namun masih banyak lagi yang harus dilakukan. Para kriminal dunia maya terus mengembangkan metode serangan mereka, seperti pemanfaatan phising di media sosial yang semakin meningkat.

Menurut laporan tersebut, phishing melalui jejaring sosial meningkat dari 8,3% di bulan Januari 2010 menjadi 84,5 % di akhir tahun yang sama. Popularitas situs jejaring sosial telah membuka peluang baru bagi penjahat dunia maya yang tidak hanya mempengaruhi pengguna, tetapi juga teman, rekan kerja dan keluarga. Teknik ini menambah panjang daftar berbagai rekayasa sosial yang dimanfaatkan penjahat dunia maya, seperti promosi keuangan dan promosi produk, untuk memeras pengguna atau mengelabui mereka agar mengunduh konten berbahaya.

Laporan Intelijen Keamanan juga mendeteksi bahwa penggunaan adware di seluruh dunia meningkat 70% dari kuartal kedua sampai kuartal keempat tahun 2010. Deteksi kelompok adware terbaru di antara bulan Juli sampai September 2010 adalah JS/Pornpop dan Win32/ClickPotato yang mendominasi peningkatan ini. ClickPotato adalah program yang menampilkan pop-up dengan tampilan pemberitahuan yang disesuaikan dengan perilaku penelusuran pengguna. Sedangkan Pornpop merupakan kelompok adware yang memunculkan iklan pop-up yang mengandung konten dewasa diweb browser pengguna.

Nah, penggunaan software keamanan palsu (scareware) adalah satu cara cepat yang dimanipulasi pelaku kejahatan dunia untuk mendapatkan uang dan informasi pribadi dari pengguna komputer.Berbagai software keamanan palsu, termasuk yang paling lazim yaitu Win32/FakeSpypro, terlihat begitu mirip dengan software keamanan asli. Sejatinya, jika pengguna memercayai hal tersebut dan meng-klik-nya, software ini akan terunduh dan merasuki sistem komputer pengguna. Di tahun 2010, Microsoft menemukan dan menangkal hampir sebanyak 19 juta sistem dari software keamanan palsusemacam itu. Sebanyak 70% atau sekitar 13 juta di antaranya didominasi oleh lima besar software keamanan palsu.

“Meskipun para penjahat selalu memperbaiki metode serangan mereka, Microsoft dan para pelaku industri lainnya akan terus bekerja sama dengan mitra dan konsumen untuk meningkatkan keamanan, privasi dan kesadaran pengguna.

2.2.Analisi SWOT
Analisa  permasalahan  Rekayasa sosial dengan  memperhatikan  dan  mempertimbangkan  kondisi  lingkungan  internal  maupun  eksternal  dilihat  dari  aspek:
1.Kekuatan(strength)
a. Sebagai alat kontrol sosial
b.Sebagai alat politik

c.Sebagai pemersatu bangsa

            d. Dapat melihat permaslahan yang dihadapinya sebagai sesuatu yang konkrit.

2.Kelemahan(weakness)
            a. perubahan hukum/aturan

            b. menciptakan konflik lewat jalur perang ideologi
            c.Banyaknya prilaku kejahatan dunia maya yang menggunakan jejaring sosial sebagai alat kejahatan nya
            d.belum dapat menciptakan produk
 3.Peluang(Opportunity)
            a. penggunaan software keamanan palsu (scareware) merupakan target yang mudah untuk para penjahat dunia maya
            b. para penjahat selalu memperbaiki metode serangan mereka
            c. Popularitas situs jejaring sosial telah membuka peluang baru bagi penjahat dunia maya
            d. mengeksploitasi berbagai celah yang ada untuk mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar calon korban,


4.Tantangan /Hambatan(Thears)
            a. penggunaan adware di seluruh dunia meningkat 70%
b. pemahaman terhadap perubahan sosial
            c.Diperlukan nya peran dari masyarakat
            d.Perkembangan jejaring sosial meningkat dari 8,3% sehinggah membuka peluang bagi para penjahat dunia maya


BAB  III
KESIMPULAN  DAN  REKOMDASI
1.Kesimpulan
a.Rekayasa sosial sebagai alat kontrol sosial
b.Rekayasa sosial sebagai alat politik.
c.Banyakan nya kejahatan di dunia maya
 d. Berjamurnya jejaring sosial membuka peluang bagi kejahatan dunia maya.

2.Rekomendasi
a. Dapat melihat permaslahan yang dihadapinya sebagai sesuatu yang konkrit.

b. .Banyaknya prilaku kejahatan dunia maya yang menggunakan jejaring sosial sebagai alat kejahatan nya
c. penggunaan software keamanan palsu (scareware) merupakan target yang mudah untuk para penjahat dunia maya
d. Perkembangan jejaring sosial meningkat dari 8,3% sehinggah membuka peluang bagi para penjahat dunia maya


DAFTAR PUSAKA



Bab 10